
Kota ini terus melelapkanku dalam gelisah
sebab kuntum-kuntum bunga bungur itu selalu
mengembalikan bayangmu kepadaku seperti gema.
Adakah yang lebih menyedihkan dari sajadah yang kutinggalkan
demi mimpi-mimpi purba tentang sarapan pagi bersama
di sebuah beranda yang dinaungi wangi cemara
sementara cinta hanyalah sekumpulan rencana
yang terlalu singkat dan terlalu rahasia untuk kita?
Namun sebelum aku mampu memulai rakaat baru
aku telah lelap dalam gelisah,
musim masih membiarkan bunga-bunga itu mekar
dan mimpi-mimpiku yang paling purba pun berubah perlahan
menjadi rencana-rencana.
No comments:
Post a Comment